aws-alat-rekam-data-cuaca-real-time_71.jpg

AWS, Alat Rekam Data Cuaca Real Time

Automatic Weather Station (AWS Telemetri), hasil rancangan tiga peneliti Badan Litbang Pertanian ini cukup efektif untuk mengamati cuaca secara otomatis, intensif dan kontinyu. AWS Telemetri ini merupakan satu-satunya hasil rekayasa di Indonesia yang secara murni mengembangkan teknologi lokal. Fungsinya untuk mengukur curah hujan, kelembaban udara, temperatur udara, intensitas radiasi, dan kecepatan angin. Dalam dua menit, kondisi cuaca di wilayah yang terpasang alat ini akan terekam langsung dan akan langsung terpantau.

AWST elemetri tidak terlepas dari sistem pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara manual di Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK) pada tahun 1975. Saat itu sistem akses dan pengiriman data masih menggunakan jasa pos sehingga memerlukan waktu lebih sebulan. Sesuai dengan perkembangan waktu, yang disesuaikan dengan perkembangan sistem digital bergerak cepat, tiga orang peneliti Astu Unadi, Aris Pramudia dan Bayu Budiman menggagas dan merekayasa untuk merealisasikan keinginannya merekam data cuaca lebih cepat dan mencapai luasan  yang lebih besar secara real time dan secara on-line dari jarak jauh.

AWS Telemetri ini sistemnya memanfaatkan teknologi GSM untuk akses,  pengiriman dan pencatatan data cuaca agar pengiriman, pencatatan data, kelengkapan dan kontinyuitas data lebih terjamin. Hal inilah yang menjadikan keunggulan AWS Telemetri ini sehingga pengamatan dan pencatatan data cuaca dapat dilakukan secara otomatis, dikendalikan dan dipantau dari jarak jauh menggunakan teknologi GSM dengan wkatu akses sekitar 2 menit. Pengukuran cuaca dilakukan setiap 30 detik, direkam pada data logger, diolah menjadi data cuaca 6 menitan dan data jam-jaman. Pusat kontrol AWS Telemetri ini berada di Balai Penelitian Agroklimat.

Saat ini Badan Litbang Pertanian baru memiliki 32 unit AWS Telemetri, Ditjen Perkebunan 4 unit, Ditjen Tanaman 9 Unit serta 10 unit dimiliki Dinas-Dinas Propinsi, sehingga total yang dipantau dari stasiun kontrol ada 55 unit. Bila dibandingkan luasan wilayah, Indonesia memerlukan sekitar seribuan AWS Telemetri agar dapat memantau cuaca, curah hujan, kelembaban udara, kecepatan angin di seluruh Indonesia.

Untuk memantau musim tanam, AWS Telemetri ini akan dilengkapi CCTV agar dapat diketahui secara real time kondisi pertanian, sehingga dapat diketahui masa tanam, masa panen sekaligus untuk memverifikasi data dari masing-masing sentra pertanian, khususnya padi. (Sumber http://www.litbang.deptan.go.id) / @r_7

Berita Lainnya