Seminar Nasional & Lokakarya Fakultas Agama Islam dan Filsafat UNPAB

Seminar Nasional & Lokakarya Fakultas Agama Islam dan Filsafat UNPAB

Fakultas Agama Islam dan Filsafat Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) gelar Seminar Nasional dengan tema “Urgensi Filsafat terhadap Pendidikan Islam dalam Meningkatkan Karakter” pada hari Sabtu yang lalu, 1/6/13. Seminar tersebut dihadiri lebih kurang 200 peserta dari mahasiswa dan dosen fakultas Agama Islam dan Filsafat Unpab, alumni, undangan serta pengurus Badan Kordinasi Surau se-Sumut, papar Firman Hidayat, Ketua Panitia. Usai seminar dilanjutkan dengan Lokakarya Peninjauan Kurikulum Fakultas Filsafat, tambahnya.

Adapun seminar ini bertujuan untuk mengimplementasikan filsafat Islam dalam pendidikan karakter yang berkiblat pada pendidikan ahlak, kata Saimara A.M. Sebayang, S.E., M.Si., Dekan fakultas Filsafat Unpab. Seminar ini menghadirkan dua narasumber dari tokoh pendidikan dan filsafat yang cakap di bidangnya, yaitu Dr. Abdillah, M.Pd. (dosen Filsafat Pendidikan Agama Islam IAINSU) dan Prof. Dr. Marsigit, M.A (dosen di Universitas Negeri Yogyakarta).

Dr Abdillah, M.Pd mengungkapkan bahwa kelemahan bidang pendidikan di Indonesia sangat berkaitan erat dengan sejumlah intelektual yang dilahirkan oleh perguruan tinggi. Oleh karena itu diharuskan kepada sejumlah lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan tinggi untuk mengajarkan pengetahuan kognitif berwawasan keagamaan. Gambaran ini tidak lain agar lahirnya sejumlah sarjana yang mampu memberikan pencerahan pendidikan di tengah-tengah masyarakat. Beliau juga menegaskan bahwa pendidik sebagai ujung tombak keberhasilan sebuah pendidikan harus mampu menguasai metode pengajaran yang tepat guna, artinya pendidikan yang diberikan untuk meningkatkan karakter anak didik harus memenuhi kebutuhan mereka. Selanjutnya mewarnai teori-teori pendidikan sesuai kebutuhan pemakai(nilai-nilai religius) menjadi sebuah kemutlakan, sehingga istilah pendidikan karakter harus dimaknai sebagai pendidikan akhlak mulia.

Sementara Prof. Dr. Marsigit, M.A. menjelaskan bahwa berbagai teori-teori yang ada di dunia filsafat di saat memfungsikannya, tidak terlalu meninggikan ilmu dan pikiran filosofis tersebut. Artinya menerjemahkan pengalaman spiritual di dalam kebenaran indera akan berdampak pada hilangnya nilai kesakralan tersebut. Ketika dunia filsafat bertemu dengan nilai-nilai kebenaran yang ada dalam Islam, seharusnya para intelektual muslim mampu memfilternya sesuai kebutuhan sekunder saja. Intuisi yang merupakan bagian dari cara kerja berfilsafat memiliki kaitan erat dalam nilai-nilai metafisik Islam. Untuk melahirkan nilai-nilai tersebut harus diwarnai oleh pesan-pesan Alquran dan Hadis, yakni menerjemahkan nilai-nilai Asmaul Husna sebagai dasar meningkatkan pendidikan karakter saat ini.

Sifat kasih sayang dan keikhlasan merupakan dasar berlangsungnya nilai-nilai intuisi dalam diri seseorang, oleh karena itu pendidikan karakter bukan harus berangkat dari budaya yang diciptakan, akan tetapi sebuah kontrol sosial dari alam absolut, tambahnya.

Fakultas Agama Islam dan Filsafat dalam kesempatan ini juga berwacana membuat program Double Degree bagi kedua fakultas, yang nantinya segenap alumni mahasiswa Fakultas  Agama Islam dan Fakultas Filsafat akan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dan Sarjana Filsafat (S.Pd.I. dan S. Fil.), sehingga tidak ada lagi alumnus yang berasumsi Jadi Guru pun jadi, namun Jadilah Guru Sejati, guru yang profesional di bidangnya, ungkap Dekan Fakultas Agam Islam, Hadi Suprapto, S.Ag. dalam sambutannya pada pembukaan acara. Beliau juga mengharapkan agar semua peserta mampu membumikan nilai-nilai filosofis kehidupan pasca seminar tersebut.

Berita Lainnya