unpab-wisuda-504-lulusan_6.jpg

Medan-UNPAB: Lulusan Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) Medan diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dari pada mencari peluang kerja di lapangan. Kendati lulusan Unpab yang sudah memiliki pengalaman belajar dan kompetensi layak dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, lulusan Unpab dapat segera mengintegrasikan diri dengan lingkungan, memanfaatkan dan menciptakan kesempatan dan mampu bekompetensi secara sehat dan sportif.

"Sebagai insan yang sudah memiliki pengalaman belajar dan kompetensi layak dalam menghadapi era masyarakat ekonomi asean. Untuk itu, jadikan keberhasilan saat ini sebagai momentum untuk berusaha dan bekerja lebih keras lagi demi keberhasilan yang akan datang dengan membawa nama baik, orang tua, almamater Unpab Medan sebagai almamater," kata Rektor Unpab Dr HM Isa Indrawan SE MM dalam pidatonya pada wisuda 504 lulusan Unpab, di Gedung Selecta, Jalan Listrik, Medan, Selasa (31/3).Sebanyak 504 lulusan yang diwisuda pada wisuda ke 54 itu, terdiri dari program pascasarjana (S2), sarjana (S1) dan diploma.

Dikatakan Isa Indrawan, persaingan perguruan tinggi semakin ketat tidak hanya terbatas pada lingkup domestik namun sudah merambah pada tataran global dengan dimulainya AFTA 2015 yang diawali dengan diberlakukannya MEA yang merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integritas ekonomi di kawasan Asia Tenggara, dimana akan dimulainya perdagangan dan investasi aliran bebas barang, jasa dan investasi, difasilitasi pergerakan bisnis, profesional bakat dan tenaga kerja, dan aliran modal yang lebih bebas.

Bagi dunia pendidikan Indonesia secara umum, menurut Isa Indrawan, peraturan dan kesempatan antar negara Asean itu menjadi tantangan, peluang dan sekaligus ancaman yang dapat ditafsirkan dari berbagai dimensi dan ragam implementasi.  "Bagi satuan pendidikan yang sudah mapan dalam penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi mutu. Maka, kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) bukan menjadi permasalahan yang terlalu sulit untuk di hadapi dan AFTA bukan menjadi ancaman yang perlu dicemaskan. Malah sebaliknya, KKNI dan AFTA bisa menjadi peluang untuk pengembangan institusi secara lebih leluasa, misalnya membuka program internasional dan atau menggarap program recognition of prior learning (RPL),"ungkapnya.

Disebutkannya, berbeda bagi satuan pendidikan yang belum mapan. Dalam implementasi sistem pendidikan yang berorientasi mutu, KKNI dan AFTA dirasakan sebagai tantangan berat dan bahkan ancaman yang mengerikan. Namun demikian, apapun situasinya, siap tidak siap, pada akhirnya KKNI dan AFTA akan diberlakukan. "Dalam konteks itu, maka mutlak bagi Unpab melakukan pembaharuan dalam penyusunan kurikulum berbasis KKNI yang akan dimulai pada tahun ajaran (TA) 2015/2016. Pelaksanaannya bekerjasama dengan perusahaan dalam meningkatkan mutu pendidikan berkualitas untuk menciptakan lulusan yang tepat guna dan memiliki kemampuan ditingkat level KKNI yang telah ditentukan,"ujarnya.

Sementara, Badan Pelaksana Harian Unpab Dra Hj Yasmin Siti Khadijah menyebutkan, mempersiapkan generasi penerus yang tangguh dan handal merupakan tanggungjawab bersama, dan merupakan keniscayaan untuk mulai saat ini. "Akhir tahun 2015 sudah ditetapkan sebagai tahun berlakunya zona MEA. Indonesia sebagai salah satu negara asean tentunya harus juga mempersiapkan diri dalam menghadapi era MEA. Dan salah satu yang harus dipersiapkan adalah sumber daya manusia (SDM) yang baik, karena SDM marupakan salah satu faktor utama dalam peningkatan dan pengembangan segala bidang usaha baik yang bergerak dibidang jasa maupun barang," terangnya.

Melalui Tri Darma Perguruan Tinggi Unpab, Yasmin menjelaskan, telah berupaya maksimal untuk menciptakan SDM yang bernilai, yaitu, insan yang tidak hanya memiliki softskill dan hardskill yang tinggi, namun juga diharapkan memiliki akhlak yang baik. "Mengapa membangun akhlak itu penting ada bagi kami, karena akhlak juga merupakan faktor utama dalam membangun dan mensejahterakan bangsa ini. SDM yang memiliki akhlak mulia, cenderung akan menciptakan dan membangun kebaikan, dimanapun ia berada dan profesinya," jelasnya.

Dia menambahkan, skill dan ilmu pengetahuan tanpa dibarengi dengan kepribadian atau akhlak yang baik, tentunya belum maksimal membawa kemakmuran, bahkan cenderung akan membawa bencana dan kerusakan.

Berita Lainnya